Miris, Siswa SDN di Lampung Utara Belajar Menumpuk di Aula Sekolah

Kondisi ruang kelas di SDN 1 Desa Tatakarya, Kecamatan Abung Surakarta, Lampung Utara. Foto: Lampost.co


KOTABUMI (L77)---Bisa menimba ilmu dengan suasana yang nyaman mungkin saat ini bagaikan sebuah angan dan harapan yang dinanti para siswa/siswi Sekolah dasar negeri (SDN) 1 Desa Tatakarya, Kecamatan Abung Surakarta, Lampung Utara.

Betapa tidak, dua ruang belajar di sekolah milik pemerintah sebagai tempat mereka mencari ilmu itu, sudah enam tahun kondisinya sangat memprihatinkan.
Para generasi-generasi penerus bangsa itu pun akhirnya harus belajar di aula sekolah yang biasa dipakai untuk menggelar pertemuan. Belajar dalam kondisi menumpuk dan berjejalan pun terpaksa dilakukan dua rombongan siswa sekaligus karena dua ruang kelas di SD tersebut sudah tidak dapat digunakan untuk proses belajar-mengajar.
Pengamatan di lapangan, dua ruang kelas yang sudah tidak terpakai itu keadaannya cukup miris. Lantainya tidak berkeramik, atap dan plafonnya bocor serta dindingnya pun sudah banyak retakan.
Dengan kondisi memprihatinkan tersebut,
pihak sekolah pun tidak berani mengambil resiko terhadap keselamatan siswa-siswinya. Mereka pun harus mencari tempat, agar proses belajar-mengajar anak tetap berjalan sebagaimana mestinya.  "Ini sudah lama keadaannya seperti ini, kondisinya tidak memungkinkan lagi untuk direhab kecil. Namun, membutuhkan rehab total dan pendanaan kami tidak memungkinkan untuk menutupi keadaan itu, "Kata Kepala SDN 1 Tatakarya, Puspawati kepada Lampost, Minggu (1/10/2017).

Ia mengaku pihaknya tidak dapat berbuat banyak, sehingga proses belajar mengajar terpaksa dipindahkan ke ruang aula kelas. Padahal, kegunaan ruang tersebut sangatlah penting. Dikala ada pertemuan-pertemuan, baik itu dengan para orang tua menyekolahkan anaknya disana, komite maupun pihak lain yang berhubungan dengan dunia pendidikan. "Seperti beberapa waktu yang lalu misalnya, ada pembinaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten setempat. Praktis, dua ruangan aula itu tidak dapat dipakai untuk pembelajaran. Sehingga para murid harus berjejalan di dalam kelasnya, karena ada dua rombongan belajar yang digabungkan dengan  kelas lainnya," kata Puspawati.





Sumber: https://goo.gl/5KHVSs

0 komentar:

Post a Comment