|
Sejumlah pekerja yang umumnya wanita tengah membuat batu bata di Tanjungsenang, Bandar Lampung, Rabu (20/9/2017). Foto: Lampung77 |
BANDAR LAMPUNG (L77)------Empat wanita berbeda usia tampak bersemangat mengolah pembuatan batu bata di Bilangan Tanjungsenang, Bandar Lampung, Rabu (20/9/2017).
Meski sinar matahari siang itu seakan kurang bersahabat dan sengatannya terasa cukup panas membakar tubuh, hal tersebut seolah tidak dihiraukan para wanita-wanita tersebut.
Demi berharap asap didapur terus mengebul, hampir setiap hari mereka melakoni aktivitasnya. Dari pagi hingga menjelang sore mereka terus berkutat dengan pekerjannya di tobong bata (sebutan tempat pembuatan batu bata).
Dengan penuh canda tawa, empat wanita dan dua pria di lokasi itu tampak ceria melakoni kegiatannya. Tanpa terasa, satu persatu bata yang dibuat dari bahan tanah itu mulai meninggi, tersusun dengan rapih di atas troli.
Bude---begitu saya menyapanya--dengan raut wajah tampak tersenyum dia memberikan sambutan yang cukup ramah. "Ya beginilah sehari-hari. Sudah lama sekitar 10 tahun membuat bata membantu suami. Ada juga tetangga kami yang ikut membantu," ujarnya.
Bude mengaku setiap hari rata-rata dari hasil produksinya bersama pekerja lainnya total mampu menghasilkan 3.000 bata. "Kalau jumlahnya sudah sesuai dengan pesanan pelanggan, baru dibakar biar sudah siap dipakai jadi material bangunan," kata dia.
Menurutnya untuk 1.000 bata yang sudah dibakar dijual seharga Rp300 ribu. "Alhamdulillah, hasilnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, biaya anak sekolah dan bisa buat gubuk kecil," kata dia.
Selain membuat bata, kata bude, sebagai seorang ibu rumah tangga dirinya juga tetap tidak melupakan tugas dan tanggungjawab seperti memasak dan membersihkan rumah. "Alhamdulillah kalau anak-anak sudah besar semua. Kalau anak yang laki-laki ikut membantu juga membuat bata," ujarnya.■
0 komentar:
Post a Comment