Foto: Google |
JAKARTA (L77): Sekitar 67 bahasa daerah di Indonesia kini kondisinya nyaris punah. Diantaranya yakni di Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur.
"Setidaknya ada 67 bahasa daerah yang terancam punah. Contoh bahasa yang punah di Maluku yakni bahasa Kayeli, Palumata, Moksela, Hukumina, dan Loun," kata Kepala Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dadang Sunendar, di Jakarta, Kamis (5/10).
Ia mengatakan pihaknya kini tengah melakukan revitalisasi 67 bahasa daerah yang hampir punah di Tanah Air tersebut.
Dadang menyebutkan ada beberapa penyebab, punahnya bahasa daerah tersebut seperti bencana alam yang mengakibatkan penutur meninggal dunia, kondisi geografis, kawin campur dan sikap masyarakat terhadap bahasa. "Kawin campur juga menyebabkan punahnya bahasa, apabila orang tuanya tidak menggunakan bahasa daerah di rumah".
Dadang mengatakan Badan Bahasa Kemendikbud setiap tahun menyurati kepala daerah yang keberadaan bahasa daerahnya terancam punah. Hal yang terpenting untuk mencegah punahnya bahasa daerah tersebut, lanjut dia, adalah dengan membuat kamus. "Untuk bahasa yang terancam punah, kami akan melakukan konservasi agar bahasa daerah itu tidak punah".
Saat ini, jumlah bahasa daerah yang telah diinventarisasi sebanyak 646 bahasa. Menurut Dadang, bahasa daerah harus dilestarikan karena merupakan bagian dari kebudayaan bangsa dan sumber pengayaan kosakata bahasa Indonesia. Untuk kosa kata baru, Badan Bahasa menerima masukan dari masyarakat.
Sumber: https://goo.gl/kmoUqE
0 komentar:
Post a Comment